Ibadah Rabu Abu 10 Februari 2016

 

Berbalik Kepada Tuhan Dengan Segenap Hati

Pembawa Firman:  Pdt. Esther Helena Tulung

 

Seringkali kita bertanya, “Mengapa perlu ada Ibadah Rabu Abu? Apa artinya Rabu Abu? Mengapa perlu ada penorehan abu di dahi kita?” Dan seringkali pertanyaan-pertanyaan tersebut raib terhempas angin, tak terjawab.

Rabu Abu adalah saat yang penting dalam kaitannya dengan masa PraPaskah. Ya, hari Rabu Abu menandai awal dari masa PraPaskah. Masa PraPaskah sendiri adalah masa bagi pengikut Kristus untuk mempersiapkan diri menyambut hari yang paling penting dalam iman Kristen, yaitu Paskah, hari Kebangkitan Kristus. Masa ini meliputi 40 hari, terhitung sejak Rabu Abu hingga Sabtu Sunyi, tanpa 6 hari Minggu PraPaskah di dalamnya. Tahun ini Rabu Abu jatuh pada tanggal 10 Februari 2016.

Dalam Ibadah Rabu Abu, kita diajak untuk menilik kehidupan kita selama ini, serta berkomitmen untuk bertobat, kembali ke jalan anugerah Kristus. Penorehan abu adalah simbol komitmen pertobatan yang kita ambil. Abu digunakan sebagai simbol pengingat bahwa manusia adalah mahluk fana, simbol penyesalan atas dosa-dosa kita, serta simbol pertobatan.

Seperti Kristus yang berpuasa dan mendekatkan diri kepada Allah Bapa selama 40 hari 40 malam sebelum memulai misi pelayananNya, selama 40 hari masa PraPaskah ini kita pun diajak untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ada 4 hal yang bisa kita lakukan selama masa PraPaskah ini:

  1. Berpuasa – tidak makan atau mengurangi asupan makanan selama periode tertentu semampu kita.
  2. Berpantang – berhenti/tidak melakukan hal-hal yang selama ini sangat kita sukai (contoh: menonton TV, main games, merokok). Kita berpuasa dan berpantang untuk belajar menghayati ketergantungan kita kepada Allah.
  3. Bersekutu, bersaat teduh, dan berdoa – ambil waktu untuk mendekatkan diri kepada Allah.
  4. Melakukan Aksi Kasih – sisihkan sepersepuluh atau sejumlah yang kita rela dari pendapatan kita untuk  dipergunakan dalam aksi kasih. Ini adalah keluaran dari aksi puasa kita (cf. Yesaya 58:1-12). Aksi kasih ini bisa dilakukan secara individu, berkelompok, atau melalui gereja. Dengan memberi, kita belajar percaya kepada Allah Sang Maha Penyedia. …

Jadi, mari kita mempersiapkan diri kita sebaik-baiknya untuk menyambut hari paling penting itu, hari Paskah, sebab jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kita dan kita masih hidup dalam dosa kita (cf. 1 Korintus 15:17).

Panitia Paskah 2016 (diambil dari berbagai sumber)

Photo Credit: Crossmap/Michelle

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.