Bertolak ke Tempat yang Lebih Dalam (Persekutuan Bulanan KUL)

Persekutuan Bulanan KUL pada tanggal 17 Oktober 2019 mengambil tema “Bertolak ke Tempat yang Lebih Dalam” yang diambil dari kitab Lukas 5:1-11, mengajarkan kita tentang kisah Simon Petrus ketika pertama kali ia dipanggil oleh Tuhan Yesus untuk menjadi murid-Nya.

Masing-masing dari kita tentunya mendapatkan rhema yang berbeda-beda. Namun, ada beberapa poin yang saya pribadi bisa petik dari kisah kehidupan Simon Petrus:

1. Tantangan Selalu Ada

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita diperhadapkan dengan sebuah tantangan dimana kita harus bisa mengambil keputusan yang sulit. Hanya dengan bermodal iman dan ketaatan, Simon Petrus memutuskan untuk mengikuti perintah Yesus yang menyuruhnya bertolak ke tempat yang lebih dalam untuk menjala ikan. Keputusan yang Simon Petrus ambil pada saat itu membawanya pada sebuah panggilan ilahi menjadi murid Kristus. Meski semuanya penuh ketidakpastian, tetapi jika kita taat mendengarkan suara Tuhan, kita akan menerima berkat yang mustahil sekalipun yang telah Tuhan sediakan bagi kita.

2. Diberkati untuk menjadi Berkat

Mujizat terjadi ketika Simon Petrus menaati perintah Tuhan untuk bertolak ke tempat yang lebih dalam, di sana ia menerima berkat yang luar biasa. Simon Petrus juga memberikan isyarat pada teman-teman nelayannya (ayat. 7), membuktikan bahwa ia bukanlah orang yang pelit membagikan berkatnya pada orang lain. Keataatannya membuat dirinya dipercaya pada perkara yang lebih besar.

3. Tuhan Tidak Butuh Manusia Sempurna, melainkan Ketaatan Total.

Sering kali kita merasa tidak layak untuk datang menghadap pada Tuhan, tetapi bukan itu masalahnya. Melainkan maukah kita masuk ke tempat yang dalam dan mengalami semua berkat itu?
Tuhan tidak butuh orang yang sempurna untuk menjadi murid-Nya, Ia butuh orang yang taat pada perintah-Nya dan mau mendengar suara-Nya. Simon Petrus juga pernah merasa tidak layak untuk menjadi murid Kristus, hanya oleh ketaatan ia mau menerima panggilan ilahi tersebut hingga menjadi rasul besar yang bekerja secara radikal memberitakan Injil pada zaman itu.

Sama halnya dalam kehidupan kita, kita tidak harus iri pada berkat orang lain. Sejauh mana kita diberkati, disitu kita harus bisa mengucap syukur. Berkat bukanlah tolak ukur, karena setiap pribadi memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Kita juga tidak butuh orang yang sempurna untuk belajar. Kita dapat belajar dan meneladan dari hal-hal kecil disekitar kita. Dalam Bulan Keluarga ini, saya dan kita semua tentunya diingatkan kembali bahwa keluarga memiliki tugas untuk mengajarkan teladan iman, menanamkan iman bagi keluarga dan generasi berikutnya. Iman yang besar, seperti yang Simon Petrus miliki pastinya karena harta yang paling berharga yang dapat kita wariskan adalah iman kita. (Via)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.