Berani Meminta, Berani Bersyukur

Tema: Berani Meminta, Berani Bersyukur (Kebaktian Minggu, 13 Oktober 2019)
PF: Pdt. Yahya Wijaya

Suatu kali, ada seorang mahasiswa yang sering bolos dan menghabiskan waktunya bersama teman-temannya di cafe atau pergi ke mall. Bahkan, ia memakai uang yang dikirim orang tuanya untuk membayar kuliah demi kesenangannya sendiri. Sikapnya yang masa bodoh dengan perkuliahannya tersebut mengakibatkan perkuliahannya menjadi terbengkalai. Satu ketika, ia mendengar dari beberapa temannya bahwa mahasiswa yang tidak segera menyelesaikan studinya di semester itu akan di drop out dari kampus karena sudah melebihi batas waktu. Ia pun sangat takut jika orangtuanya mengetahui ia akan di DO. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi menemui dosennya dan memohon untuk memberikannya waktu agar ia bisa menyelesaikan studinya, dan dosennya pun bersedia memberikan ia waktu untuk menyelesaikan perkuliahannya. Namun setelah itu, mahasiswa tersebut menyia-nyiakan waktu dan tidak mensyukuri kesempatan yang telah diberikan oleh dosennya. Pada akhirnya, mahasiswa itu pun di DO dari kampus.

Memasuki Minggu kedua di bulan keluarga ini, pembacaan firman terdapat dalam injil Lukas 17:11-19 mengenai Kesepuluh Orang Kusta. Dalam bacaan firman Tuhan kali ini menunjukkan bahwa orang Samaria lebih beriman daripada orang yang mengaku dirinya murni religius. Ketika orang Samaria menjadi tahir, ia kembali sambil memuliakan Allah dengan suara yang nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Berbeda dengan kesembilan orang lainnya yang ketika mereka sembuh, mereka tidak kembali untuk memuliakan Allah.
Berbicara tentang tema yang diangkat dalam ibadah kali ini yaitu “Berani Minta, Berani Bersyukur”. Kita selaku manusia terkadang menghadapi berbagai persoalan kehidupan, baik persoalan pribadi maupun keluarga sehingga membuat kita mengeluh dan berputus asa. Ketika kita menghadapi permasalahan tersebut, kita selalu meminta pertolongan Tuhan untuk menyelesaikan permasalahan yang kita hadapi. Namun, ketika masalah yang kita hadapi dapat terselesaikan dengan baik, kita lupa untuk kembali bersyukur padahal kita berani meminta pada Tuhan untuk memberikan pertolongan.

Bersyukur bukan hanya untuk sesuatu hal yang baik terjadi pada kita, namun bersyukurlah senantiasa meski dalam kesukaran. Seringkali kita menuntut sesuatu yang lebih tapi kita tidak bisa bersabar dalam menghadapi setiap prosesnya. Padahal jika kita bersabar dan mengikuti setiap proses yang ada, kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan kuat. Terlebih lagi jika kita memiliki dan menaruh iman percaya kita hanya kepada Allah, maka Ia akan senantiasa menyertai kita. Karena dengan iman percaya, tidak ada yang mustahil terjadi dan dengan iman dapat menyelamatkan kita semua. Belajar dari dua kisah diatas, kita diajak untuk menghayati bersama kehidupan keluarga kita dan mengungkapkan rasa terima kasih kita kepada orang-orang disekitar kita dan terutama Tuhan yang selalu mengasihi kita.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.