Iman dan Tindakan

Dalam rangka pembukaan bulan keluarga, gereja mengambil tema “Iman dan Tindakan” yang di ambil dari injil lukas 17: 5-10. Melalui injil ini kita berefleksi tentang bagaimana beriman kepada Allah mewarnai tindakan – tindakan serta bagaimana tindakan hidup sehari hari mewarnai tindakan beriman kita. Demikian juga Iman kepada Tuhan membuat manusia percaya dan mendapatkan kepercayaan dari Allah, sumber hidup dan keselamatan. Tanpa iman manusia akan mengalami kekosongan batin. Dampak dari kekosongan batin adalah tidak adanya kejelasan arah dan tujuan hidup, disinilah perlunya iman kepada Tuhan.

 

“Jika ada persoalan yang berat. Hadapi! Walaupun iman sebesar biji sesawi, asalkan ada iman, sudah cukup. Banyak orang melakukan kecurangan, kejahatan malah sukses, harta berlimpah. Malah pekerja biasa, setia kepada Tuhan, baik, malah ambyar! Akhirnya menjadi tidak benar. Bukan ini yang Tuhan inginkan, dan Jangan marah, jangan iri. Tetaplah jalan lurus”
Pernyataan pendeta Yefta tersebut membuat saya teringat akan sahabat baik saya. Sahabat saya terlahir dari keluarga yang percaya akan Yesus Kristus. Semenjak kuliah dia memilih untuk menjadi seorang Atheis. Dia berkata kepada saya “Aku tidak percaya Tuhan, selama aku hidup membawa nama Yesus, aku merasa beban hidupku semakin bertambah. Mama papa aku cerai. Setiap pulang dari gereja aku pasti selalu bertengkar sama mama, dan disaat UTS, kalau aku berdoa pasti nilai ku jelek. Banyak lagi hal sial yang aku dapat kalau aku sebut nama Yesus. Angel, coba deh sekali sekali kalau lagi ujian atau melakukan hal apapun, kamu jangan berdoa, pasti semua nya berjalan lancar” Saya sempat terhasut akan perkataannya, saya mencoba untuk tidak berdoa saat saya ujian di kelas, dan saya juga melewatkan berangkat ke gereja setiap hari minggu. Benar! Apa yang dikatakan teman saya, tidak ada halangan sama sekali dan nilai saya bagus. Akan tetapi kebahagiaan itu hanya sesat, saya selalu merasa hati saya merasa kosong, saya merasa ada yang aneh dalam diri saya. Saya perlahan kembali kepada iman saya.
Kita sebagai manusia bisa saja menjalankan pekerjaan, aktivitas dan tindakan sehari hari tanpa iman kepada Tuhan Yesus, namun dalam aktivitas dan tindakan yang dilakukan, manusia tidak memiliki pegangan hidup dan dalam kekosongan batin.

Sebagai ciptaan Tuhan, kita sebagai manusia tidak dapat terlepas dan hidup dari sang pencipta. Iman menjadikan manusia terhubung dengan Allah sang pencipta, pemelihara dan penyelamat hidup. Timotius mempunyai iman yang tulus dan ikhlas, mempunyai iman sebesar biji sesawi yang dia dapatkan dari keluarganya oleh Lois dan Eunike. Dari kecil ia diajarkan firman Tuhan, mewariskan firman Tuhan, dan ajaran ajaran yang benar. Dengan demikian, peran keluarga menjadi penting bagi tumbuh kembang iman dan ketangguhan menjalankan aktivitas setiap orang.

 

(Refleksi) Ibadah, Minggu 6 Okt 2019. IMAN DAN TINDAKAN

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.