Ringkasan Khotbah Ibadah Minggu 2 Desember 2018 (Adven 1)

MERAWAT TUNAS DAMAI

Yeremia 33:14-16; Mazmur 25:1-10; 1 Tesalonika 3:9-13; Lukas 21:25-36

Pdt. Yefta Setiawan Krisgunadi

Apa yang terbayang di dalam pikiran Saudara ketika mendengar kata “Akhir Zaman” ? Apakah yang terjadi saat Akhir Zaman tiba ?

Terhadap berita tentang akhir zaman, orang seringkali salah fokus. Di dalam Injil Lukas dijelaskan adanya Tanda-Tanda Akhir Zaman berupa peristiwa alam yang dahsyat. Disebutkan ada tanda-tanda pada matahari, bulan, bintang-bintang, deru dan gelora laut, yang membuat orang cemas dan mati ketakutan. Sehingga ketika orang-orang mendengar kata Akhir Zaman, yang muncul adalah kengerian akan bencana-bencana besar. Bahkan dibuat visualisasinya dalam berbagai film akhir zaman seperti misalnya film 2012 yang sempat laris ditonton banyak orang.

Pemahaman akhir zaman yang demikian adalah pemahaman yg salah fokus. Bukan pemahaman ini yang diharapkan oleh penginjil Lukas. Kalau fokus kita menjadi kepada kengerian akhir Zaman, justru kita akan kehilangan damai sejahtera.

Pusat (fokus) berita Akhir Zaman adalah kedatangan Anak Manusia, bukan tanda-tandanya. Sikap yang diharapkan oleh Lukas dalam menyambut-Nya adalah :
– Bangkitlah
– Angkatlah mukamu
Sebab penyelamatanmu sudah dekat.
Karena itu seharusnya Akhir Zaman adalah berita yang baik. Lukas mengajak kita memaknainya sebagai hari penyelamatan kita. Kedatangan Anak Manusia itu, jika dihubungkan dengan nubuat Yeremia (33:14-16), maka bisa dipahami bahwa kedatangan Yesus Kristus akan membawa kehidupan yang lebih baik, tentram dan damai, karena Ia akan mewujudkan keadilan dan kebenaran. Berita kedatangan Yesus untuk kedua kalinya di dunia ini seharusnya adalah berita sukacita, mendatangkan damai di hati, dan bukannya kecemasan dan ketakutan. Karena Yesus datang untuk memberikan keselamatan dari segala himpitan dunia.

Jadi, berita Akhir Zaman bukanlah berita tentang kengerian dan ketakutan. Tapi berita sukacita. Akhir Zaman adalah menyongsong Juruselamat. Tidaklah masuk akal bila kedatangan Juruselamat justru membuat kita gelisah dan ngeri! Ini tidaklah logis. Kedatangan Juruselamat harusnya dinanti-nantikan, karena merupakan berita sukacita.

Namun apabila hidup kita tidak beres maka kita tidak siap menantikan kedatangan Tuhan Yesus kembali itu. Seperti murid sekolah yang gelisah dan takut ketika akan menghadapi jam pelajaran guru yang suka memberikan ulangan dadakan, karena tidak belajar, sehingga merasa tidak siap. Namun murid yang sudah mempersiapkan diri dengan baik tidak akan gelisah dan takut menghadapi datangnya guru yang demikian. Oleh karena itu perlulah kita mempersiapkan diri dan hidup kita untuk menantikan kedatangan-Nya kedua kali.

Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk menyambut kedatangan-Nya yang kembali, sebagai berikut :

1. Lukas menasihatkan kita untuk menjaga hati kita supaya tidak sarat dengan pesta pora dan kemabukan. Pesta pora adalah pesta yang berlebihan. Kemabukan adalah keadaan tidak sadar dan dikuasai oleh alkohol. Lukas juga menasihati kita untuk bisa mengendalikan diri dari segala kenikmatan-kenikmatan duniawi dan hawa nafsunya. Jaman ini muncul kenikmatan duniawi lain yang bisa menguasai kita yaitu kecanduan smartphone. Lukas mengingatkan kita untuk menjaga diri kita, jangan sampai lepas kendali.

2. Paulus menasihatkan kita untuk hidup tidak bercacat dan kudus di hadapan Allah pada saat kedatangan Yesus yang kedua kali. Tidak bercacat bukan berarti sempurna tanpa dosa. Tetapi berusaha untuk bebas dari segala sifat buruk kita. Tidak bercacat bukan mengenai fisik, tetapi mengenai moral dan etika.

3. Paulus menasihatkan kita untuk saling mengasihi. Dengan memberlakukan kasih dalam hidup kita, maka kita akan mewujudkan damai sejahtera. Cobalah kita periksa diri kita dalam hubungan dengan keluarga dan teman-teman kita! Apakah kita mewujudkan kasih dalam hubungan kita dengan orang lain? Apakah kita menghadirkan damai sejahtera dalam hidup kita? Wujudkan damai sejahtera dari lingkungan terdekat kita. Ibaratnya kita menumbuhkan tunas yang kecil, yang nantinya akan bertumbuh dan berbuah.

4. Lukas juga menasihati kita untuk berjaga-jaga dan berdoa. Melalui doa inilah, Tuhan memberikan pimpinan-Nya kepada kita, dan kekuatan untuk kita dapat melakukan yang Tuhan kehendaki.

Dengan melakukan hal-hal di atas, kita bisa mengawali untuk menghadirkan tunas-tunas damai dan terus merawatnya, sampai kedatangan-Nya kembali. Amin.

Disarikan dari khotbah Minggu Adven 1 GKI Salatiga, 2 Desember 2018.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.